Komunikasi Bisnis Lintas Budaya


ANALISIS PERMASALAHAN KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA





Disusun oleh :
Titania Zulkarnain
1620200086


Dosen Pengampuh :
Charisma Ayu Pramuditha, M.HRM



PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
MULTI DATA PALEMBANG
2019








KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa sehingga penuliss dapat menyelesaikan tugas makala ini dengan judul "Analisis Permasalahan Komunikasi Bisnis Lintas Budaya"yang merupakan tugas pada mata kuliah Komunikasi Bisnis.
Menulis menyadari bahwa terdapat bank kesalahan yang dilakukan dalam pembuatan makala ini, sehingga penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar makala ini dapat diperbaiki kembali untuk makalah berikutnya.
Demikian penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.




BAB 1
PENDAHULUAN

1.Pengertian Komunikasi Bisnis Lintas Budaya

Komunikasi lintas budaya merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk saling berbagi informasi di berbagai budaya dan kelompok sosial. Hal ini digunakan untuk menggambarkan berbagai proses komunikasi dan masalah-masalah yang secara alami muncul dalam suatu organisasi atau konteks sosial yang terdiri dari individu-individu dari berbagai agama, sosial, etnis, dan latar belakang pendidikan.
Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis baik komunikas verbal maupun non verbal dengan memperhatikan faktor-faktor budaya di suatu daerah, wilayah, atau daerah.  

1.2 Pentingnya Komunikasi Bisnis LintasBudaya

Dengan melihat perkembangan atau tren yang ada saat ini, komunikasi bisnis lintas budaya menjadi sangat penting artinya bagi terjalinnya harmonisasi bisnis diantara mereka. Bagaimanapun diperlukan suatu pemahanan bersama antara dua orang atau lebih dalam melakukan komunikasi lintas budaya, baik melalui tulisan (termasuk komunikasi lewat internet) maupun lisan (bertatap muka langsung).
Semakin banyaknya pola kerjasama maupun kesepakatan ekonomi diberbagai kawasan dunia saat ini akan menjadikan komunikasi bisnis lintas budaya semakin penting. Saat ini ada beberapa pola kerjasama ekonomi diberbagai kawasan dunia, seperti kawasan (ASEAN, AFTA, APEC, EFTA, CEFTA) pendek kata, dengan semakin terbukanya peluang perusahaan multinasional masuk ke wilayah suatu Negara dan di dorong semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, maka pada saat itulah kebutuhan akan komunikasi bisnis lintas budaya semakin penting artinya

1.3 Memahami Budaya dan Perbedaannya

Setiap orang hidup, tumbuh, dan berkembang dalam suatu kelompok-kelompok tertentu, baik yang berkaitan dengan kelompok keagamaan, profesi, dan bisnis. Mereka masing-masing menerapkan suatu aturan maupun perilaku yang sesuai dengan budayanya. Contoh sederhana nya adalah penampilan, cara berpakaian, bertemu, berjalan, dan berbicara diantara kelompok masing-masing akan berbeda.
Masalah dalam komunikasi lintas budaya biasanya datang dari masalah didalam transmisi pesan. Dalam komunikasi antara orang-orang dari budaya yang sama, orang yang menerima pesan menafsirkannya berdasarkan pada nilai-nilai, keyakinan, dan harapan untuk perilaku yang mirip dengan orang-orang yang mengirim pesan. Ketika ini terjadi, cara pesan yang ditafsirkan oleh penerima cukup mirip dengan apa yang dimaksudkan oleh sang pembicara. Namun, ketika penerima pesan adalah orang dari budaya yang berbeda, penerima menggunakan informasi dari budaya sang pembicara untuk menafsirkan pesan. Pesan yang ditafsirkan mungkin sangat berbeda dari apa yang pembicara maksudkan.
Atribusi adalah proses di mana orang-orang yang mencari penjelasan tentang perilaku orang lain. Ketika seseorang tidak memahami orang lain, ia biasanya menyalahkan kebingungan tersebut kepada orang lain "kebodohan, kebohongan, atau kegilaan".
Komunikasi yang efektif bergantung pada pengertian informal antara pihak-pihak yang terlibat yang didasarkan pada kepercayaan yang berkembang di antara mereka. Ketika kepercayaan itu ada, implisit pengertian dalam komunikasi dan perbedaan budaya dapat diabaikan, dan masalah-masalah dapat ditangani dengan lebih mudah. Arti dari kepercayaan dan bagaimana hal ini dikembangkan serta dikomunikasikan berbeda-beda di masyarakat. Demikian pula, beberapa budaya memiliki kecenderungan yang lebih dipercaya dibandingkan dengan yang lain.
Komunikasi nonverbal adalah suatu perilaku yang berkomunikasi tanpa kata—kata-meskipun sering kali dapat disertai dengan kata-kata. Variasi kecil dalam bahasa tubuh, ucapan, irama, dan ketepatan waktu sering menyebabkan ketidakpercayaan dan persepsi yang salah dari situasi antara pihak-pihak antar budaya.

BAB 2PEMBAHASAN

2.1 Definisi Budaya


Menurut   Hofstede,   budaya   diartikan   sebagai   pemograman   kolektif   atas   pikiran   yang membedakan anggota-anggota suatu kategori orang dari kategori lainnya. Dalam hal ini yang menjadi kata kunci budaya adlah pemprograman kolektif yang menggambarkan suatu proses yang mengikat setiap orang segera setelah kita lahir di dunia ini.
Menurut Murphy dan Hildebrandt, budaya diartikan sebagai tipikal karakteristik perilaku dalam suatu kelompok. Pengertian tersebut juga mengindikasikan bahwa komunikasi verbal dan nonverbal dalam suatu kelompok juga merupakan tipikal dari kelompok tersebut dan cenderung unik atau berbeda dengan yang lainnya.
Menurut Michel budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar, pengetahuan, moral, hukum dan perilaku yang disampaikan individu-individu dan masyarakat yang menentukan bagaimana seseorang bertindak berperasaan dan memandang dirinya serta orang lain.
Pengertian tersebut juga mengindikasikan bahwa komunikasi verbal dan nonverbal dalam suatu kelompok juga merupakan tipikal dari kelompok tersebut dan cenderung unik atau berbeda dengan yang lainnya. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam definisi di atas, antara lain bahwa budaya mencakup sekumpulan pangalaman hidup, pemrograman kolektif, system sharing, dan tipikal karakteristik perilaku setiap individu yang ada dalam suatu masyarakat, termasuk didalamnya tentang bagaimana sistem dinilai, norma, simbol-simbol, dan kepercayaan atau keyakinan mereka masing-masing.


2.2 Komunikasi dengan Orang Berbudaya AsingBelajar tentang Budaya ketika merencanakan untuk melakukan bisnis dengan orang yang memiliki budaya berbeda, seseorang akan dapat berkomunikasi lebih efektif bila sudah mempelajari budayanya. Disamping itu, ketika tinggal di negara lain alangkah baiknya orang tersebut juga sedikit banyak mengenal bahasa dan budaya maupun adat istiadat yang berlaku di negara tersebut.


2.3 Mengembangkan Keterampilan Komunikasi Lintas BudayaMempelajari apa yang dapat dilakukan oleh seseorang tentang budaya tertentu merupakan suatu cara yang baik untuk menemukan bagaimana mengirim dan menerima pesan-pesan lintas budaya secara efektif. Namun ada dua hal penting yang perlu diingat, yaitu pertama, jangan terlalu yakin bahwa seseorang akan dapat memahami budaya orang lain secara utuh atau sempurna. Kedua, jangan mudah terbawa kepada pola generalisasi terhadap perilaku seseorang dari budaya yang berbeda.


2.4
 Negosiasi Lintas Budaya
Orang yang berasal dari budaya yang berbeda sering kali mempunyai pendekatan negosiasi yang berbeda pula. Tingkat toleransi untuk suatu ketidaksetujuan pun bervariasi. Negosiator dari budaya yang berbeda mungkin menggunakan teknik pemecahan masalah dan metode pengambilan keputusan yang berbeda


BAB 3
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Komunikasi lintas budaya merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk saling berbagi informasi di berbagai budaya dan kelompok sosial. Hal ini digunakan untuk menggambarkan berbagai proses komunikasi dan masalah-masalah yang secara alami muncul dalam suatu organisasi atau konteks sosial yang terdiri dari individu-individu dari berbagai agama, sosial, etnis, dan latar belakang pendidikan. Sedangkan Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis baik komunikas verbal maupun non verbal dengan memperhatikan faktor-faktor budaya di suatu daerah, wilayah, atau daerah.  Perbedaan budaya dapat dilihat dari nilai sosial, peran dan status, kebiasaan pengambilan keputusan, sikap terhadap waktu, penggunaan ruang/jarak, konteks budaya, bahasa tubuh, hukum, perilaku etis, dan perbedaan budaya perusahaan.




Daftar Pustaka
https://jasamahasiswa.blogspot.com/2018/05/makalah-komunikasi-bisnis.html














Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Jurnal MSDM